Kharisma Bang Gondrong

Sebenernya ini nggak terlalu penting buat dijadikan bahan bacaan. Jadi, sebelumnya aku mau membuat disclaimer. Tulisan ini nggak bakal menambah sedikitpun ilmu pengetahuan kalian, IQ kalian, maupun memuaskan hasrat keingintahuan kalian mengenai arti dari kehidupan. Tulisan ini hanyalah sekedar cerita maupun pengalaman dari sudut pandang penulis, yang sampai saat ini masih hidup menjalani hidupnya. Jika kalian memutuskan untuk tidak ingin membaca, aku juga nggak bakal memaksa. Oke.. mari kita mulai.

Tau nggak akhir-akhir ini aku suka memanjangkan rambut. Sebenernya ya nggak suka juga dalam artian yah biasa aja. Tapi dibiarin aja tuh rambut sampe panjang. Tapi yah tetep diurus dong.. kasih shampoo, kondisioner, maupun perawatan vitamin.. cyeilehh…

Awalnya emang nggada niatan buat manjangin rambut. Tapi yang namanya hidup pasti ada yang namanya penasaran. Dan pasti yang namanya manusia mempunyai keinginan untuk melakukan semua hal yang bisa ia lakukan semasa hidup. Dah tuh.. berawal dari pandemi selama setahun nggak masuk kuliah, semuanya berkegiatan di rumah. Tak sedikit orang-orang disekitarku yang memanjangkan rambutnya. Yang malah membuat aku tertarik buat mengikuti arus ini. Dan karena nggak ada aturan yang mengikat buat urusan penampilan, jadi yah dicobak aja. Kan biasanya kalau di kampus tuh harus rapi. Apalagi jurusan yang aku ambil, jurusan pendidikan. Mewajibkan mahasiswanya untuk rapi karena sebagai panutan. Calon guru nih boy…

Tapi memang iya, selama aku memiliki rambut yang lumayan panjang. Yang sebenernya aku belum PD mengklaim sebagai orang yang memiliki rambut gondrong. Kharisma bang gondrong ini terasa beda aku rasa. Bedanya apa? Yah cobak aja gondrongi rambut kalian.. ehh bukan aku menghasut.. tapi yah biar paham sendiri. Toh tiap pribadi bakal menjalani hidupnya dengan cara dan sikap yang berbeda. Nanti aku cerita gini.. ehh rupanya nggak relate sama yang bakal kalian jalani.

Oke, lanjut. Terus apa bedanya sama kehidupan yang aku jalani? Apa yang dibawa oleh rambut gondrong ini? ahaha, sebenernya ya nggak istimewa-istimewa kali. Cuman, berasa beda aja gitu.. seru-seru lucu. Dari yang auranya berbeda dari orang biasanya, berasa dituakan, mudah dekat dengan orang, dan yang paling ngakak nama bang gondrong jadi melekat sama diri kita. Ada aja itu orang yang nggak dikenal bakal manggil, “Bang drong.. bang gondrong.. mana ndrongg…?.” Cokkk sok kenal.

Buat kebanyakan orang, pasti berpikiran orang yang mempunyai rambut gondrong itu dipikir orangnya bebas, nggak terurus, anarkis dan sebagainya. Stigma negatif yang tumbuh dalam masyarakat ini tidak lain dan tidak bukan karena kebanyakan orang berambut gondrong begitu. Tapi.. nggak sepenuhnya begitu! Ingat, kita nggak bisa menilai seseorang dari covernya saja. Seperti quotes yang sering berseliweran kita lihat “Don’t Judge a Book by It Covers.” Right? Ess… jadi sok inggris.

Iya, kenapa? Karena nggak selamanya apa yang kita lihat sesuai dengan apa yang kita rasakan dan kita ketahui. Toh hidup orang nggak kita yang ngejalanin. Masa iya kita bisa tau jalan hidup orang. Tapi nggak tau juga yah kalo masyarakat indo ini.. bisa tau semua kek nya. Apalagi tetangga sebelah rumah, agak ragu jugak awak yakan.. hehe.

Oke, sedikit contoh KECIL.. pernah aku pergi makan ke tempat yang biasa aku datangi. Sebut saja warung Cek Mat. Karena aura gondrong dan gayaku yang pendiam sedikit serius. Yang tadinya vibes mereka ramai jadi tenang terdiam saling bertatap mata. Entah apa pikirnya.. cuman setelah aku bukak jaket dan karena aku pakai baju harian yang bertuliskan “relawan perpustakaan” dibelakangnya. Salah satu cewek nyeletuk agak berbisik.. “serem-serem, anak perpustakaan bah..”

Cokk!! Dalam hati awak.. Emang rambut gondrong nggak boleh jadi anak perpustakaan? Nggak boleh bergelut dengan buku? Nggak boleh mengenyam pendidikan? Ettdahh ini Negara.

Ada aja memang cerita selama punya rambut gondrong. Masuk kampus dikira orang pertamanan lah, dikira mahasiswa akhir, dikira preman setempat, dikira-kira terus udah macam anak matematika aja banyak perkiraannya. Nggadak obat emang kharisma rambut gondrong ini. Tapi terkadang aku berpikir jugak, apa ini memang mukak ku atau efek rambut gondrong yah wkwk...

Yah sudahlah.. hari ini rambut panjang ini aku lepaskan. Nggak sengaja kemaren ketemu wakil dekan di kampus. Yang tiba-tiba ngomong: “aduh nak, kita nggak bisa begini.. nggak bisa begini nak.” Lah kenapa dalam hatiku yakan... “Kita keguruan, harus rapilah rambutnya” katanya. Terus dipesanin buat tugas video ngajar akhir nanti nggak mau lihat rambut ku ini. Yah.. apalah arti dari sebuah rambut, pangkas pun jadilah. Ntar juga tumbuh lagi.. dan hari ini kharisma bang gondrong itu bakal menghilang. Entah bakal ada season 2 atau enggak.. yah jalanin ajalah ini hidup.

 

Semoga nilai ku dapat A.

 

Tulisan ini aku dedikasikan buat rambut gondrong tanggung ku yang baru saja aku pangkas.


raihan sinaga pesona rambut gondrong
Kok serem ya..?


2 comments: