Stop Comparing, Start Writing

Sebagai penulis blog amatiran. Terkadang aku masih sering membaca blog lain dan juga membaca buku untuk membandingkan apa yang kutulis dengan yang mereka tulis. Entah itu untuk melihat gaya bahasa atau mencari ide sebagai referensi. Sebenarnya hal ini juga aku gunakan sebagai pembelajaran untuk diri sendiri.

Untuk blog yang aku jelajahi sebenarnya nggak ada kriteria wajib. Setiap tampak blog orang pasti aku baca walaupun hanya sedikit (hehe).  Tapi, ada beberapa blogger yang memang selalu aku jadikan contoh dalam menulis. Yaitu Kevin Anggara, Bena Kribo, dan Gitasav.

Sedikit bercerita.. siapa orang-orang ini; bagaimana bisa aku mengenalnya; dan kenapa aku menjadikan mereka sebagai tempat referensi (Guruku).

penulis raihan sinaga umsu menulis
Foto pemanis yang manis

Seperti yang kalian tau, sebelum menjejaki dunia kepenulisan dalam  blog. Aku sendiri aktif membuat konten video di Youtube maupun video pendek di Instagram. Dan disanalah awal pertama aku bisa mengenal Kevin Anggara dan Bena Kribo.

Klik disini untuk mengunjungi Channel Youtube-ku.

Kevin Anggara sendiri dulu terkenal dengan video Dora the Explorer dan video permisi ke toilet-nya. Setiap video yang ia buat dikemas dengan apik nan ciamik dengan ciri khas berbicara cepat dan sedikit jokes absurd yang membuat feel videonya menjadi berasa lucu (tapi menarik).

Begitu juga dengan bang Bena Kribo, aku kenalnya dari Youtube maupun dari video-video Instagram yang ia buat. Ini dulu nggak kalah absurd nya sama Kevin Anggara.

Kalau Gita Savitri sendiri aku tau dari bukunya yang berjudul “Rentang Kisah”. Pernah baru-baru ini baca bukunya, eh.. rupanya dia seorang blogger, jadinya aku kepoin lah blog nya.

Kebanyakan dari tulisan blog mereka adalah tentang kejadian sehari-hari. Nah.. dari sanalah motivasiku buat menulis mulai timbul. Ternyata menulis itu nggak ribet seperti yang kupikirkan. Kita bisa kok menulis apa aja. Entah itu mau menulis tentang kejadian sehari-hari, tentang sesuatu yang lagi tren, itu sah-sah aja. Yang penting niat dan usahanya dan nggak melanggar norma-norma yang berlaku.

Aku tau, pasti kalian pernah ingin mulai menulis tapi nggak tau mau nulis apa. Aku juga pernah berada di fase tersebut. Dan pernah bolak-balik kembali lagi ke fase itu. Terus apa yang aku lakukan? Yah.. evaluasi diri, apa yang kurang, apa yang kubutuhkan, yah gitulah.

Sebenarnya, ada satu hal yang menjadi poin penting dalam blog kali ini. Yaitu tentang “keraguan dalam memulai”.

Kebanyakan orang, pasti memiliki yang namanya keraguan dalam memulai. Karena keraguan itu sifatnya manusiawi, pasti ada didalam setiap individu. Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana caranya kalian mengalahkan rasa ragu itu?

Berbicara soal keraguan, keraguan sendiri bisa mencakup hal yang luas. Bukan hanya ragu dalam menulis. Tapi keraguan selalu muncul jika kita akan memulai sesuatu yang baru. Dan jawaban dari keraguan itu adalah belajar dan terus belajar. Belajar memahami, belajar mengetahui, yah belajar lah.. karena, belajar itu sendiri adalah sebuah proses yang selalu kita lalui jika menemui hal-hal baru.

Untuk contoh, ini sama halnya disaat masa kecil kalian belajar naik sepeda. Kan nggak langsung bisa berjalan dengan lancar secara langsung. Kalian butuh roda pembantu dikanan kiri, kemudian belajar menyeimbangkan sepeda tanpa roda bantuan, kemudian terjatuh, bangkit lagi, jatuh lagi, hingga sampai di titik akhir kalian bisa menguasai sepeda itu. Berjalan dengan mulus dan lancar.

Bayangkan kalau kita nggak melalui fase-fase tersebut. Bagaimana kalau kita ragu untuk mencobanya? Ragu dan takut untuk melewati fase yang mengharuskan jatuh dulu, bangkit lagi, terus jatuh, berdiri lagi. Sama saja kita nggak mengambil kesempatan yang ada. Belum terjun kok ya kan?! Kalau persoalan dampak baik atau buruknya itu nanti, dan itu kembali kepada diri sendiri bagaimana menyikapinya.

Begitulah kehidupan, semua yang terjadi adalah pembelajaran. Jangan pernah ragu untuk mengambil keputusan. Berhenti untuk berpikir boleh-boleh saja. Tapi berhenti untuk menyerah yah nggak berguna. Tidak ada yang terlahir sempurna, semua hal dimulai dari “0” maka nikmatilah prosesnya. Lain hal jika kau terlahir dari keluarga berada atau terlahir menjadi anak Presiden. Tapi, yah.. kembali lagi ke diri sendiri. Dapatkah kau menikmati prosesnya? Bisakah kau tak ragu dalam membentuk dirimu? Setiap keputusan yang diambil akan menentukan realitas mana yang berjalan.

Kembali lagi ke poin menulis. Kalian boleh saja mencari referensi dengan membaca buku, blog, dan sebagainya untuk mulai menulis. Tapi, jikalau kalian sudah membaca, jangan sampai lupa tujuan awal kalian membaca itu untuk apa. “Mencari Referensi”. Berdasarkan pengalaman pribadi, terkadang setelah membaca tulisan orang, aku malah down sendiri.. nggak percaya diri. Dan malah menimbulkan rasa keraguan itu tadi. Yang tujuan awalnya mencari referensi untuk pembelajaran eh malah jadi alat untuk beralasan untuk tidak mulai menulis.

Sebelum mencoba, jangan munculkan sebuah asumsi dan memupuk ekspektasi. Apalagi sebuah asumsi yang negatif dan ekspektasi yang terlalu tinggi. Perubahan datang dari sebuah pergerakan, dan dalam pergerakan itu kuncinya satu.. “Jangan Ragu”.

Emang sih, ngga ada tuntutan untuk setiap orang bisa menulis. Tapi, kenapa tidak dicoba? Toh jelas, dampak buruknya ngga ada. Malah seru rasanya kalau kalian bisa menulis dan berbagi cerita kepada orang-orang. Apalagi sampai bisa menginspirasi mereka ke jalan yang terbaik. Dan dengan menulis pula bisa meningkatkan personal branding kalian. Nggak usah capek-capek menjelaskan siapa diri kalian kepada dunia, biar dunia yang memahaminya sendiri.

Hmm.. apalagi dunia kerja.


Baca Juga: Cara Membuat Blog

3 comments:

  1. Yup...pertama gak usah membandingkan diri ke senior-senior. Hanya bikin kita minder. Mending belajar dan praktek langsung. Dengan konsisten, pasti kemampuan akan makin bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget kak. Seperti pepatah "Ala bisa karena biasa". Begitulah kiranya.. yang penting mencoba dulu, punya pengalaman dulu. Ntar seiring berjalannya waktu bakal pro sendiri kok hehe.

      Delete
  2. setuju. tulis aja dulu mikirnya belakangan..toh bisa di edit

    ReplyDelete